Jumat, 22 Juni 2018

Pulang

Masih dalam suasana lebaran dan liburan. Senang sekali rasanya bisa pulang dan main ke kota ini, biasanya cuma singgah sebentar, terus berangkat lagi ke Sukamara.

Pas malam lebaran, sepulang antar zakat sama Badriah dan Abah yg berlanjut dgn dadakan jalan keliling liat takbiran, aku nyetrika baju-baju utk besok, sambil nonton tv, pas banget waktu itu ada ceramah Ustadz Abdul Somad di TVOne, beliau menyampaikan bahwa Bulan Syawal ini adalah bulan peningkatan dan bulan kemenangan. Ada 5 hal yg harus kita tingkatkan dan yang paling pertama adalah silaturahim.

Silaturahim yg berarti menempelkan, merapatkan, menguatkan. Yg patah disambung, yg retak di rekatkan. Bisa disimpulkan bahwa silaturahim ini artinya kembali lagi merajut tali persaudaraan dan pertemanan, tidak hanya pada yg sudah sering kita temui seperti sahabat dan keluarga, tp juga pada orang-orang yg mungkin kita sudah lama tidak bertemu, pada orang-orang yg kita pernah ada jarak dengannya.



Lebaran 1439 H

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Dear blog...
Meski telat ngucapin, gak papa ya. Semoga tidak mengurangi esensi nya.

Selamat merayakan hari kemenangan. Semoga kita benar-benar menjadi pribadi yg menang, menang melawan rasa takut, ego dan nafsu yg mungkin akan melemahkan kita. Ramadhan telah berlalu, tp semoga semangat Ramadhan selalu ada dalam diri kita dan bahkan meningkat selepas nya. Aamiin

Untuk mu yg mengenalku secara langsung dan yg pernah berinteraksi di dunia maya, dari lubuk hati yg paling dalam, aku memohon maaf atas semua kesalahan, perbuatan, ucapan dan bahkan postingan di sosial media yg sengaja/tidak sengaja pernah menyakiti hati, menimbulkan prasangka buruk dan akhirnya merenggangkan rajutan tali silaturahim. :')
.
Atas janji yg terlupakan
Atas utang yg belum terbayar
Atas sikap yg masih belum baik
Bantu ingatkan aku ya. Aku perlu sekali untuk diingatkan dan diberi nasehat mu. Saling mengingatkan tentu lebih baik. :")
.
Taqabbalallahu minna waminkum.
Happy Ied Mubarak 1439 H.

Your sister, Ratna Chairunnisa. ^^

Jumat, 11 Mei 2018

Sepatumu bukan sepatuku

Jangan menyamakan ukuran sepatu semua orang.
Tidak semua yg orang lain mampu lakukan, bisa kita lakukan.
Pun sebaliknya, jangan memaksa orang lain mampu melakukan apa yg bisa kita lakukan.
Situasi, kondisi dan kemampuan setiap orang berbeda. Why? Karena kita diciptakan Allah spesial dengan potensi dan kemampuan masing2 :')

Jangan menyamakan ukuran sepatu semua orang. Memaksakan memakai ukuran sepatu orang lain di kaki kita, hanya akan membuat kaki sakit karena sempit ataupun terlepas karena kebesaran.

Berusaha menerima diri apa adanya, berdamai dengan diri sendiri, ikhlas, turunkan standar, jangan terlalu berharap lebih kepada manusia. Karena tolak ukur utama kita adalah Rasulullah SAW.
Berdamai dgn diri sendiri, fokus memperbaiki kekurangan dan mengoptimalkan kelebihan kita utk kebermanfaatan.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,.."
Palangka Raya, 28 oktober 2015
*terinspirasi dari sharing Kak Amal dan Kak Suci

...

Saat aku menyuruh orang lain untuk bersyukur, mungkin kesyukurannya jauh lebih banyak daripada yang kuucapkan. Saat aku menasihati orang lain untuk bersabar, mungkin kesabarannya jauh lebih besar daripada yang kumiliki. Aku hanya tidak tahu, tidak juga mencari tahu.
Saat aku merasa berhak untuk berkeluh kesah atas ujian-ujian yang menimpa, mungkin harusnya aku lebih pantas untuk malu sebab ujianku tidak ada apa-apanya dibandingkan orang lain.
Kini, hati dan pikiranku lebih terkendali. Lebih berhati-hati dalam berucap, tidak lagi sibuk menilai, juga tidak lagi merasa berhak untuk memberi nasihat tanpa diminta. Sebab, aku menyadari. Aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan masalah yang mereka hadapi, aku bahkan belum pernah menjalani masalah serupa, bagaimana mungkin aku bisa memberikan jawaban yang baik, nasihat yang tepat?
Kini, hati dan pikiranku lebih tenang. Kini, aku merasa lebih tepat untuk menemani dan mendengarkan.

©kurniawangunadi | 4 Februari 2017



Senin, 07 Mei 2018

Asal Bersyukur, Asal Bersabar

Saat matahari bersinar, maka Allah tunjukkan keindahan warna-warna ciptaan-Nya kepada kita. Tapi saat matahari terbenam, ada keindahan lain yang muncul yang tak ada pada siang.

Selalu ada kebaikan dalam hal apapun yang terjadi pada kita, asal kita bersyukur, asal kita bersabar. Sebab hikmah itu datang dari memaknai kehidupan, bukan dari kehidupan itu sendiri.

Kadang kita menginginkan satu hal, tapi Allah memberi hal yang lain pada kita. Tapi kita tak selalu tahu yang terbaik, Allah yang paling tahu yang terbaik, yang paling cocok untuk kita.



Hari ini kita merasa tak nyaman dengan ketentuan Allah, tapi boleh jadi esok-esok kita jadi paham kenapa Allah memilih kita untuk satu hal, bukannya orang yang lain, mengapa harus kita yang ditimpa satu hal di antara manusia

Allah punya cara tersendiri untuk menempa kita, jadikan kita hamba sejati baginya. Bisa jadi semua yang kita rasakan berat saat ini, Allah berikan agar kita semakin tergantung kepada Allah bukan yang lainnya.

Asalkan kita bersabar, asalkan kita bersyukur, maka Allah akan sisipkan bahagia dalam hati, layaknya malam memberikan ketenangan yang tak diberikan pada siang hari.

Jalan ketaatan itu penuh dengan banyak sekali ujian, tapi jalan kemaksiatan pun banyak juga ujiannya. Sama-sama susah, sekalian saja ambil yang baik, asalkan syukur, asalkan sabar, semua akan Allah jadikan indah.

Felix Siauw, 24 April 2018

Rabu, 02 Mei 2018

Cahaya di Kota Cantik



Palangka Raya, dikenal dengan slogan Kota Cantik. Tapi bagiku, Palangka Raya tidak hanya cantik, tp juga bercahaya, sebab cahaya Mu yg terang benderang ku temukan disini.

Ada banyak rasa yg pernah hadir di kota ini, senang, sedih, bahagia, kecewa, marah, bosan, haru, perjuangan, pengorbanan, putus asa, semangat, duka, suka, dan lain-lain.  Aku teramat bersyukur sebab ada Engkau disini menemaniku di setiap episode rasa itu.

Ada banyak peluang kebaikan terhampar luas disini, yg mungkin tak bisa kita lihat jika hati kita keruh dan mata kita kabur.

Jadi, kelak kepadamu ingin ku tanyakan, bolehkah kita mengukir impian disini saja? Bolehkah kita membangun peradaban disini saja?

Konsekuensi Cewek Cerdas

"Ah, cewek buat apa belajar ini itu. Nanti juga berakhir di kasur, sumur, and dapur"

 Atau...

"Eh gausah lah punya mimpi sekolah tinggi-tinggi. Nanti nggak laku lho! Lo kan cewek. Jadi perawan tua ntar."

Huaa, cewek nyatanya sensitif beettt.. Pendidikan tinggi malah dijadikan kambing hitam. Atas persepsi itu, banyak dari kita jadi ogah-ogahan, mimpi pun jadi ditanggalkan. Dan akhirnya menyerah pada sebuah kata-kata tak berkemajuan.

"Ya lah gue kan cewek. Nanti kalau gue belajar ini-itu nyaingin cowok lagi..."

Coba kita lihat Ummahatul Mukminin, Aisyah ra.
Siapa yang tak mengenal beliau?

Yap! Istri kesayangan Rasulullah.

Satu hal yang membuatnya menjadi kecintaan Rasul Allah ini adalah kecerdasan dan keluasan wawasannya.
Seperti apa sih kecerdasan Aisyah sampai dijadikan rujukan berbagai ilmu?

Berkata Ibnu Abdil Barr,
“Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kesehatan, dan ilmu syair.”
 
Bahkan dialah salah satu guru para ulama. Salah satu periwayat wanita hadits terbanyak sepanjang zaman.

Bahkan dialah yang dicari dan ditanya ketika sahabat Rasulullah menjumpai ketidakpahaman dalam masalah agama.

Hingga konsekuensi atas kecerdasannya adalah dia dijuluki...
"Yang Cerdas, yang Dicintai..."

Inget-inget...
Menjadi cewek berarti harus pintar. Harus banyak belajar. Bukan supaya dijunjung tinggi apalagi tinggi hati.
Tapi supaya kita bisa melahirkan generasi terbaik untuk agama dan negara, kelak. Bukankah kita yang akan jadi guru pertama untuk anak-anak kita? Pendidikan bahkan dimulai sejak mereka belum dilahirkan.
Dan sejatinya kita adalah pemimpin di bumi. Untuk masalah pendidikan, wajib atas kita menjadi "Long life learner..."
Hingga muncul:
Jadikan semua orang gurumu, dan semua tempat sekolahmu.

Yah saking pentingnya terus berbenah diri dengan belajar ^^

#HariPendidikanNasional
#HitzDiLangit
#AskTehJasmine
Source: @TehJasmine

Rabu, 11 April 2018

Transisi

Transisi menjadi dewasa memang fase yg kadang membingungkan, akan banyak hadir pilihan-pilihan yg serius, akan diminta untuk bisa bijak berfikir, bersikap dan menempatkan diri.

Yang membingungkan ini tentu harus banyak dan sering kita mintakan bimbingan, pertolongan, dan petunjuk dari Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Tentu, meminta ampunan Nya jg menjadi prioritas, sebab ternyata selama ini kita lengah dan lemah, kita masih berkubang dalam masalah sepele, sedang di luar sana saudara-saudara kita dgn tenaga, darah, waktu dan jiwa berjuang utk menjaga dan melindungi Masjid Al Aqsa.

Lalu, menjadikan sabar dan syukur untuk beriringan dalam keadaan apapun, sebagaimana kata Rasul, "Sungguh menakjubkan kehidupan seorang mukmin. Dan tidaklah demikian pada seseorang kecuali ia mukmin. Jika ia diberikan nikmat, ia bersyukur, maka itu menjadi kebaikan untuknya. Jika ia ditimpa musibah, ia bersabar, maka itu menjadi kebaikan pula baginya."
.

Terimakasih untuk sore ini, teh. ❤
________

iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin
ihdinash-shiroothol-mustaqiim
shiroothollaziina an'amta 'alaihim ghoiril-maghdhuubi 'alaihim wa ladh-dhoolliin
.
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
(QS. Al-Fatihah: 5-7)

#syukr
#sabr
#tarbiyahmadalhayah
#ukhuwah
#nevergiveup
#alhamdulillah


Selasa, 10 April 2018

Ibuku, Ibu Indonesia

"Ibuku, Ibu Indonesia: yang Stay Cool, Stay Positive!"
Oleh: @fahrudin.alwi (Ketua Puskomnas FSLDK)

Yang kuingat ketika belajar ngaji dulu:
Islam begitu indah.
Ia amat memuliakan Ibuku,
juga Ibu Indonesia.
Ia menyanjung Ibu,
dengan penghormatan yang begitu tinggi.
Dengan meminta agar menjulurkan kain menutupi tubuh,
yang menyucikannya dari segala hajat jahat.
Agar senantiasa terjaga untuk yang berhak.
Juga untuk madrasah anak-anaknya
kelak.

Yang kuingat, Ibu pernah berkisah,
"Nak, dulu
para pahlawan negeri ini begitu bergema melawan kompeni:
penjajah dzalim.
Dengan berkeyakinan bahwa kemenangan akan hadir.
Layaknya panggilan adzan,
'hayya 'alal falaah' —mari menuju kemenangan."

Yang kutahu, Ibuku adalah Ibu Indonesia. Yang terlahir dari darah nusantara.
Yang diajarkan kepadanya dari keturunannya, agar menjadi Ibu yang:
baik hatinya,
santun perangainya,
dan jujur katanya.

Yang kuingat, Ibu sering bernasihat,
"Le, dadoso lare ingkang sabar njih.”
—Nak, jadilah anak yang sabar.
Sabar untuk taat.
Sabar untuk menghindar maksiat.
Sabar untuk cobaan yang berat.
Juga sabar ketika agama dihujat.

"Ibu, jikalau Islam dihujat. Bolehkah kita marah?, tanyaku pada Ibu.
“Boleh nak, tapi marahlah pada sikapnya. Bukan orangnya.”, jawab Ibuku.
“Mereka yang menghina,
tetap berhak menerima kiriman doa
dari kita. Agar Allah SWT kirimkan hidayah
pada mereka, serta jaga hidayah
pada kita.”, imbuh Ibu tenang.
“Le, kita mesti tetap bijak
pada orang yang menghina kita.
Karna negeri ini,
Indonesia kita,
dibangun dengan kesantunan dan
kebijaksanaan.
Hati kita kudu baik
dan perangai tetap kudu santun.
Ingat kisah orang yang meludahi Nabi,
tapi beliau jenguk ketika sakit.
Le, bisa jadi kitalah perantara hidayah
atas orang lain.”

Ya Tuhan kami, berikanlah hidayah kepada kami.
Jadikanlah negeri kami negeri yang Engkau berkahi:
dengan persatuan yang kokoh
(yang terhindar dari adu domba),
dengan keadilan sosial yang tercipta,
dengan kemanusiaan yang beradab,
dan kesejahteraan bagi seluruh
rakyatnya.”

Shadaqallaah!
Terimakasih untuk Ibu Indonesia,
juga segenap putra putri bangsa,
yang lahir atasnya.
Yang tetap #StayCool #StayPositive.

———
Mari pasang Twibbon dan posting di akun media sosial kita. Tulis hal positif tentang ‘Ibu Indonesia’ yang tetap santun dan tidak membenturkan Islam dan kebebasan yang diberikan. Sertakan juga hashtag #IbuIndonesia #StayPositive #KolaboratorKebaikan dan tag akun @fsldkindonesia.

Unduh twibbonnya di:
bit.ly/twibbonibuindonesia

#RumahUkhuwah #KolaboratorKebaikan
--------------------
Web: www.fsldkindonesia.org
Fanspage: FSLDK Indonesia
Instagram: @fsldkindonesia
Twitter: @fsldkindonesia
Line@: @yok1532s
Youtube: FSLDK Indonesia
Google+: FSLDK Indonesia
Email: info@fsldkindonesia.org

Pulang

Masih dalam suasana lebaran dan liburan. Senang sekali rasanya bisa pulang dan main ke kota ini, biasanya cuma singgah sebentar, terus bera...