Sabtu, 29 Juni 2013

Dasar Neurosiologi Pembentukan Pribadi Taqwa di Bulan Ramadhan

Beberapa hari lagi kita ummat Islam di seluruh dunia akan mamasuki bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan ini Allah mewajibkan ummatnya untuk berpuasa sebulan penuh. Tujuan utama Allah mewajibkan berpuasa di bulan Ramadhan adalah agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Ibadah di bulan Ramadan merupakan sarana penggodokan atau penggemblengan diri secara massal selama satu bulan lamanya dengan berpuasa. Dengan beribadah puasa Ramadhan kita digembleng terutama untuk dapat mengendalikan hawa nafsu dan melatih diri agar dapat melakukan hal-hal yang diridhoi Allah dan meninggalkan hal-hal yang dilarang Nya. Setelah sebulan lamanya digodok kita diharapkan berubah menjadi pribadi yang sesuai dengan tujuan akhir dari puasa Ramadhan, yaitu taqwa. Ketaqwaan merupakan tolok ukur dari nilai atau harga manusia dalam pandangan Allah. Tingkat ketaqwaan inilah yang membedakan derajat manusia di sisi Allah

Penilaian yang mutlak hasil penggodokan diri ini sepenuhnya hak Allah. Kita dapat juga menilai dengan melihat perubahan perilaku kita sehari-hari di bulan yang lain. Puasa yang telah kita jalani mudah-mudahan dapat mengubah diri kita menjadi pribadi yang taqwa. Setidaknya nilai ketaqwaan kita meningkat dibandingkan sebelum puasa Ramadhan. Keimanan kita kepada Allah bertambah, lebih sabar, emosi lebih terkendali, sholat lebih khusyu baik yang wajib maupun yang sunnah. Kepekaan sosial meningkat, yang sebelumnya kurang menghiraukan fakir miskin dan anak yatim, sekarang tak segan-segannya membantunya. Lebih bertanggung jawab pada amanah yang dibebankan.

Kepribadian manusia terbentuk melalui proses belajar yang panjang, bermodal faktor fisik (genetik), dimana mewarisi sifat-sifat orang tua yang dibawa sejak lahir, kemudian berkembang melalui proses penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya (proses belajar). Sehingga kepribadian seseorang mengandung keunikan yang berbeda dengan lainnya. Tak ada satu orangpun yang mempunyai kepribadian yang persis sama.

Belajar merupakan proses pemenuhan pengetahuan dengan memberikan pengalaman belajar secara berulang dan memantau perubahan penampilan seseorang. Dari proses belajar akan terbentuk memori, dimana terjadi penyimpanan pengetahuan. Baik memori reflektif ataupun memori deklaratif. Memori merupakan rangkaian hubungan antar sel saraf yang spesifik untuk prilaku tertentu.

Perilaku atau kepribadian merupakan memori yang bersifat reflektif, dimana terjadi aktivitas yang bersifat otomatis (refleks), baik refleks terkondisi maupun refleks tak terkondisi. Meskipun demikian manusia tidak seperti makhluk lainnya, manusia diberi ruh agar dapat mengontrol prilaku reflektif tersebut.

Secara fisiologis (neurofisiologi) memori terbentuk antara lain dengan terjadinya perubahan-perubahan struktur dan peningkatan kapasitas fungsi dari sel saraf. Perubahan ini terjadi pada bagian tempat berkontaknya sel saraf dengan sel saraf yang lain yang disebut sinaps dikenal dengan plastisitas sinaps (synaptic plasticity). Sinaps ini berfungsi untuk menghantarkan informasi-informasi dari satu sel saraf ke sel saraf tetangganya secara elektrokimia melalui suatu zat kimia penghantar yang disebut neurotransmitter.

Bagian otak yang berperan dalam mengontrol kepribadian, seperti emosi, motivasi, inisiatif, tingkah laku sosial dan moral, spiritual dan lain-lain terletak pada otak bagian depan (forebrain). Kalau terjadi kerusakan pada bagian otak ini akan mengakibatkan kelainan kepribadian. Al-Quran juga menginformasikan fungsi otak bagian depan ini dalam mengontrol prilaku manusia.

" Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti, niscaya kami tarik otak depan (ubun-ubun) nya. Yaitu otak depan orang yang mendustakan lagi durhaka.

" Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang otak
bagian depan dan kaki mereka". (QS Ar-Rahmaan 59:41)

" ..... Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang
otak bagian depan (ubun-ubun) nya......."( QS. Huud 11:56)

Dari ayat-ayat diatas dapat dilihat hubungan antara fungsi otak depan dengan kepribadian atau perilaku seseorang. Juga dapat dilihat bahwa Allah lah yang menguasai dan mengatur fungsi otak depan tersebut. Otak ini hanya sebagai alat yang diatur/dikendalikan oleh Ruh. Tanpa Ruh otak ini tak berfungsi dengan baik. Sebaliknya Ruh juga tak dapat bekerja tanpa adanya otak sebagai alatnya.

Allah sebagai penciptanya memberikan sarana latihan untuk penggemblengan jiwa agar menjadi insan yang taqwa, dengan mewajibkan ummatnya berpuasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh sekali dalam satu tahun. Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang sangat spesifik. Ibadah ini tak dapat dilihat atau disaksikan orang lain kecuali hanya Allah dan pribadi yang berpuasa itu sendiri.

Sebagai wahana penggemblengan jiwa, puasa Ramadhan memenuhi kriteria sebagai proses belajar. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, hatus memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Motivasi.
Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar. Motivasi akan membangkitkan keinginan seseorang untuk belajar. Motivasi akan menstimulus penglepasan zat-zat kimia di dalam otak sebagai faktor pertumbuhan atau neuromodulator dalam proses pertumbuhan dan pembentukan sinaps-sinaps baru.

Hal-hal yang dapat membangkitkan motivasi antara lain;

Pengertian
Pengertian akan membantu membangkitkan dorongan atau motivasi untuk melakukan sesuatu. Dengan mengerti apa, mengapa, bagaimana serta hikmah atau manfaat hal-hal yang harus dilakukan akan menimbulkan motivasi dan kesadaran diri serta keikhlasan dalam melakukan sesuatu. Demikian juga untuk melakukan ibadah puasa Ramadhan, kita diharuskan untuk mengerti makna, hakekat serta hikmah puasa Ramadhan tersebut. Sehingga kita diharapkan berpuasa bukan karena ikut-ikutan, tetapi dilakukan dengan penuh kesadaran.

Penghargaan dan Hukuman
Manusia secara naluri cenderung pada hal-hal yang menimbulkan kesenangan dan menghindari segala yang menyebabkan penderitaan. Banyak ayat-ayat A-Quran yang berisi tentang penghargaan dan hukuman untuk membangkitkan motivasi dalam berbuat hal-hal yang diridhoi dan meninggalkan yang dilarang Allah.
Salah satu diantaranya:
" Allah telah menjanjikan kepada orang mukmin dan yang beramal sholeh, untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan aya-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka." (QS. Al-Maidah, 5:6,10)

Sangat jelas penghargaan dan hukuman Allah dalam perintah puasa Ramadhan ini. Allah melipat gandakan penghargaan dalam bentuk pahala untuk setiap amal ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, baik yang sunnah maupun yang wajib sifatnya. Allah membuka lebar-lebar pintu surga dan menutup rapat rapat pintu neraka bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan baik, yang semata-mata karena mengharapkan keridhoaan Allah SWT.

Lingkungan yang kondusif
Allah mewajibkan berpuasa kepada seluruh ummatnya yang beriman khusus pada bulan tertentu yaitu bulan Ramadhan. Dengan mewajibkan kepada seluruh ummatnya yang beriman dan pada waktu yang sama akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi setiap orang untuk melakukan ibadah puasa. Tetapi yang paling penting untuk menanamkan motivasi untuk mejalankan ibadah puasa Ramadhan ini adalah keimanan kita pada Allah SWT. Sedangkan yang lainnya hanya sebagai pendukung.

2. Atensi atau Pemusatan Perhatian.
Puasa ini harus diawali dengan niat pada malam hari, untuk menanamkan kesadaran diri agar kita dapat memusatkan diri kita dalam suasana berpuasa di siang harinya. Sehingga kita dapat mengontrol dan mengendalikan prilaku kita agar tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Atensi ini juga akan menstimulus penglepasan neuromodulator otak

3. Terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Pembentukkan pribadi juga tidak dapat diberikan sekaligus, harus diberikan secara bertahap dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Pembentukkan memori, memerlukan stimulus yang terus menerus dalam jangka waktu tertentu, juga harus diberikan secara bertahap sedikit demi sedikit, agar terjadi perubahan-perubahan pada sel saraf di otak secara permanen. Puasa Ramadhan ini diwajibkan tidak sehari atau dua hari dalam seminggu, tetapi diwajibkan sebulan penuh.

4. Berulang
Pembentukan pribadi tidak cukup hanya dilakukan sekali saja. Perlu diulang-ulang terus menerus dalam jangka waktu tertentu, sepanjang hidup manusia. Puasa Ramadhan tidak diperintahkan hanya sekali dalam seumur hidup, tetapi diulang terus setiap tahun. Meskipun penggemblengan diri melalui puasa Ramadhan diwajibkan hanya sebulan sekali setiap tahunnya, diharapkan kita untuk selalu menjaga prilaku kita sehari-hari sesuai dengan yang kita lakukan seperti di bulan Ramadhan.

Oleh kartena itu, marilah kita mempersiapkan diri untuk menyongsong bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat, berkah dan maghfirah ini. Kesempatan yang tak ternilai yang diberikan Allah untuk menempa kepribadian kita. Kesempatan yang hanya sekali dalam setahun ini, yang belum tentu akan kita dapati tahun yang akan datang. Marilah kita laksanakan perintah puasa Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga kita dapat menempa kepribadian kita menjadi pribadi yang taqwa. Sesuai firman Allah:" Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa." (S:Al-Baqorah, 2:183)
Oleh : dr. Nurhadi Ibrahim 

 

Selasa, 25 Juni 2013

Dear Saudariku :')

Teruntuk saudariku yang ku cinta karenaNya…

Ukhti, kalian adalah tulang rusuk yang hilang. Jika kalian dalam penantian, maka jadikan penantian itu jalan menuju keberkahan. Menanti bukan berarti berdiam diri, atau menunggu tanpa arti. Kalian adalah bidadari yang dicari. Sebelum pemilik tulang rusuk datang menjemput, isilah masa penantianmu dengan taqwa, sabar, do’a dan tawakkal. Meski kau boleh mengajukan proposal lebih dulu, tapi ana yakin, al-Haya’ yang menjadi perisai bagimu akan membuatmu urung untuk mengungkap perasaan. Cinta yang tak mampu kau ungkap. cinta yang hanya kau dekap dalam bungkam. Karena mungkin kau tak seberani Khadijah…

Ukhti fillah, izinkan ana berbagi. Dialog dari hati ke hati.

Saudariku, antunna mungkin jauh lebih paham tentang yang ingin ana sampaikan. Namun, tak ada salahnya jika kita sama-sama mereviewnya kembali. Setidaknya, menasehati diri ana pribadi.

Tips mengisi penantian dengan proses yang berkah untuk hasil yang berkah:

© Senantiasa dekatkan diri kepadaNya. Taqorrub ilallah! Karena Dialah Sang Pemilik hati, Yang Menguasai hati, dan Maha Tahu segala isi hati.

© Persiapkan bekal karena perjalanan itu jauh. Tholabul ‘ilmi never ending!

© Kerenkan diri dengan mempercantik lahir dan batinmu.

© Perbaiki diri karena InsyaAllah di seberang sana dia pun sedang sibuk memperbaiki dirinya. Yakinlah bahwa wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik pula.

© Ukhti, jaga hijabmu agar senantiasa terpelihara.

© Jaga izzahmu karena kau adalah calon bidadari syurga.

© Terakhir, jika ana boleh memberi saran, isilah penantianmu dengan ukiran tinta cintamu. Buatlah syair, puisi, atau surat cinta untuk sang belahan jiwa. Curhatkan segala perasaanmu selama dalam penantian, tentang cinta, dan rindu. Sekadar menanyakan kabar iman, keadaan, ada di mana, dan sedang apa dia sekarang. Saat ini kau tak tahu untuk siapa suratmu kau tujukan. Allah sedang merahasiakan. Tapi yakinlah, Sang Sutradara kehidupan sudah mempersiapkan yang terbaik untukmu. Berikanlah surat itu saat waktunya tiba. Biarlah waktu yang bicara, karena waktu tak pernah berdusta. insyaAllah, virus merah jambu yang mencoba merusak komputer hati antunna di masa penantian , akan terscan oleh anti virus imani dan syair cinta untuk yang dinanti. Dan InsyaAllah pula, ta’aruf kedua, ketiga , keempat dan ta’aruf-ta’aruf­ berikutnya di mahligai rumah tangga, akan semakin berbunga dengan adanya syair-syair indah perekat cinta..

Jangan buat penantianmu sia-sia. Bersegera, namun jangan tergesa. Sebelum ijab qobul keluar dari lisan “Sang Pangeran”, hati-hatilah menempatkan perasaan. Karena bisa jadi, cintamu salah kau alamatkan..

Bila yakin ‘tlah tiba, teguh di dalam jiwa

Kesabaran menjadi bunga

Sementara waktu berlalu, penantian tak berakhir sia-sia

Saat perjalanan adalah pencarian diri

Laksana Zulaikha jalani hari

Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati

Di penantian mencari diri

Bermohonkan ampunan

Dipertemukan…(E­ picentrum, menjemput bidadari)

Via Firqotun Najiyyah

Pulang

Masih dalam suasana lebaran dan liburan. Senang sekali rasanya bisa pulang dan main ke kota ini, biasanya cuma singgah sebentar, terus bera...