Rabu, 21 Desember 2016

Pria & Wanita

πŸ’ Lelaki terindah di mata wanita bukanlah yang paling tampan wajahnya; melainkan yang bisa membuatnya merasa sang tercantik di dunia.

πŸ’ Lelaki tergagah di hati wanita bukanlah yang paling kekar ototnya, melainkan yang mampu mendengar, memahami, & mengerti curahan hatinya.

πŸ’ Lelaki terkaya bagi wanita, bukanlah yang terbanyak hartanya. Tapi dia yang pandai bersyukur & mengungkapkan terimakasih padanya.

πŸ’ Lelaki tershalih bagi wanita, tak sekedar yang banyak ilmu agama & rajin ibadahnya; tapi juga dia yang paling mulia akhlaqnya.

πŸ’ Lelaki terhebat bagi wanita, bukanlah yang mampu membelikan apapun untuknya; tapi yang wajah & bahunya siap menyambut senyum & airmata.

πŸ’ Lelaki tercinta bagi wanita; dia yang prasangka tak mengalahkan kemuliaan budinya; yang kekesalan tak mengalahkan pengertian & maafnya.

πŸ’ Wanita tercantik bagi pria terbaik; mungkin bukan yang paling jelita; tapi yang jika dipandang memberi tenang, hingga surgapun terbayang.

πŸ’ Wanita terkuat bagi pria semangat, bukanlah dia yang merasa hebat; tapi yang menundukkan diri dengan ibadat, menempatkan diri dalam taat.

πŸ’ Wanita terdahsyat bagi pria penuh tekad, bukan yang pesonanya memukau banyak mata; tapi yang siap jadi madrasah cinta bagi anak-anaknya.

πŸ’ Wanita paling kukuh di kehidupan pria nan utuh, bukan yang tak pernah menangis; tapi senyumnya meneguhkan; airmatanya pengingat taqwa.

πŸ’ Wanita paling bermakna bagi pria bahagia; dia yang kala berpisah menenangkan, kala berjumpa menggelorakan, tiap masa saling menguatkan.

πŸ’ Wanita terkaya di hati pria jatmika, bukan yang bertumpuk harta; tapi yang ridha pada halal semata; qana’ahnya jadi simpanan tak fana.

Ust. Salim A. Fillah


Senin, 19 Desember 2016

Anak yang dekat dengan Ayah nya πŸ’œ

Originally created by @fufuelmart (http://instagram.com/fufuelmart)
.
"Dami, kenapa sih kalau Yabi ada di rumah anak-anak nempel mulu dari bangun tidur sampai mau tidur lagi."

Protes Ayabi suatu kali sama Bundami. Iya, kalau ayahnya anak-anak lagi rumah, pasti Bundami nggak laku. Mandi mau sama Yabi, makan mau sama Yabi, baca buku mau sama Yabi, Main-main sama Yabi, gelendotan hampir berjam-jam sama Yabi. Bundami seneng aja sih, bisa lebih santei mau Me-Time hahaha πŸ™ˆπŸ˜‚
.
"Mereka tuh kangen sama Yabi, karena jarang kan bisa punya waktu lama sama Yabi. Bundami tiap hari hampir 24 jam digelendotin mereka, dibuntutin mereka, mau mandi aja harus mohon-mohon, ke toilet ditungguin, mau masak disuruh bacain buku, mau nyetrika suruh nemenin main. Yabi nikmatin aja, permintaan mereka gak aneh-aneh kan, cuma mau deket sama Yabi-nya. It means, mereka sayang banget sama Yabi. Mereka rindu ayahnya."
.
Bundami pernah membaca sebuah buku yang membahas pentingnya kedekatan anak, bersama kedua orantuanya masing-masing secara personal. Dalam bahasan buku tersebut juga dianjurkan bahwa di 2 tahun pertama, anak perlu lebih dekat dengan ibu. Selain karena alasan kebutuhan ASI, juga kebutuhan bounding attachment anak di 2 tahun pertamanya, perlu lebih sering bersama ibu, tanpa mengenyampingkan kebutuhan mengenal ayah.
.
Setelah usia 2 tahun ke atas sampai baligh, mulai didekatkan dengan ayah dan perlu imbang dekat bersama kedua orangtua. Dari mulai usia baligh ke atas hingga menikah, seorang anak perlu lebih dekat dengan orangtua yang sama jenis kelamin dengannya. Anak lelaki dengan ayah. Anak perempuan dengan ibu.
.
Kami mencoba mengaplikasikan apa yang Al-Qur'an ajarkan mengenai peran ayah sebagai "pendidik". Sebagian besar ayat yang menjelaskan tentang pengasuhan / pendidikan anak di dalam Al-Qur'-an itu mengenai pengasuhan ayah. Tugas ayah bukan hanya mencari nafkah, namun juga turut membentuk karakter anak. Anak-anak yang sering "disentuh" oleh ayahnya, terbuka dengan ayahnya, begitu dekat dan memiliki ikatan luat dengan ayahnya, cenderung akan tumbuh menjadi sosok yang lebih "berkarakter kuat".
.
Seperti yang pernah saya bahas sebelumnya akan fitrah setiap anak, yang membutuhkan sosok HERO dalam hidup ya. Hero alias pahlawan, yang menjadi sosok pelindung baginya, yang bisa ia banggakan, yang bisa ia andalkan, yang bisa ia teladani dan panuti. Dan ternyata "hero" yang diperlukan dan diharapkan setiap anak itu adalah AYAH-nya. Ayah merupakan sosok lelaki pertama yang dikenal anak sebagai seorang "pemimpin". Maka dari itu secara fitrahnya, anak akan meneladani ayahnya sebagai seorang yang "he / she want to be" di masa depannya.
.
Anak-anak yang dekat dengan ayahnya akan jauh lebih percaya diri, mandiri, logis dalam mengambil keputusan, tidak mudah galau, pandai bersosialisasi dengan baik; dan berbagai dampak positif lainnya. Sosok ayah sangat memegang peranan penting terhadap perkembangan emosi anak.
.
Oleh karenanya, bila fitrah memiliki "hero" itu tidak anak dapatkan dari ayahnya, maka secara bawah sadar, anak akan "mencari" sosok hero lain. Kalau masih kecil pelampiasannya bisa keranjingan tokoh-tokoh pahlawan super BERLEBIHAN, menjadikan artis-artis sebagai idola secara berlebihan, dan dampak paling ekstrim justru "tidak hormat" atau "tidak menghargai" ayahnya. Yang setelah dewasa, bisa berkelanjutan ke mencari pengakuan di lingkungannya, mencari kasih sayang dalam sosok "pacar" dan berbagai dampak buruk lainnya. 😊
.
Ajang membaca buku  bersama ayah salah satunya, selalu membuat Bundami sennah sekali melihatnya. Karena bisa  mendekatkan secara emosi dan fisik, ayah dengan anak. Boleh jadi para ayah, akan menemukan hal-hal yang belum ia ketahui dari anaknya, melalui agenda ngedate ini. Yuk agendakan anak kita membaca buku bersama ayah, minimal tiga puluh menit setiap harinya.
.
Dear para ayah...
karena membacakan buku juga bermain beraama anak tidak akan mengurangi waktu produktifmu;
melainkan memberimu energi luar biasa,
menambah peluang rezeki bagimu karena memuliakan mereka.
.
Dear para ayah....
karena dekat dengan anakmu tak menurunkan derajat dan harga dirimu;
melainkan membuatmu istimewa di hadapan mereka,
menjadikanmu sosok teladan yang baik yang bisa mereka kenang saat dewasa.
.
Bandung Desember 2016
dari seorang istri yang suka kalau suaminya lagi main atau bacain buku sama anak-anaknya, soalnya jadi punya waktu Me-Time πŸ™ˆπŸ˜…πŸ™πŸ» (Jadi kalau Bundami fast respond, itu tandanya kalau gak karena anak-anak udah tidur, atau ada Yabinya anak-anak πŸ™ˆπŸ˜‚)
.
#YukBacakanBuku #Delapan

Minggu, 18 Desember 2016

Hal yang menyebalkan

Salah satu hal paling menyebalkan dalam hidup ini adalah kamu seolah harus menjelaskan kondisi kamu kepada semua orang yang mengenal kamu, seolah mereka memang punya hak khusus untuk mengetahuinya. Jika kamu belum menikah, padahal usiamu sudah lebih dari cukup, orang akan bertanya kenapa kamu belum menikah. Kalau kamu menyebarkan undangan pernikahan, orang pun akan sibuk membahas dengan siapa kamu menikah. Jika sudah menikah tapi tak kunjung mempunyai anak, orangpun akan bertanya kenapa begini dan kenapa begitu. Ah, bahkan jika kamu meninggal nanti, orang juga tetep akan mempertanyakan kenapa kamu sampai meninggal, Sayang. Ah, tidakkah semua orang mengerti? Bahwa ada bagian diri kita yang tak perlu diketahui oleh semua orang? Tidakkah semua orang memahami, bahwa kehendak Allah tidak akan berubah karena kita membicarakannya.

#letterstokarel #nazrulanwar

Sabtu, 17 Desember 2016

Bertanya-tanya

Akhir – akhir ini, entah kenapa menghayal

Tentang masa depan menjadi sangat menarik.

Aku  bertanya dan berangan, akan jadi apa

Kita di masa yang akan datang.

Akankah kembali bergandengan tangan,atau

Perlahan saling melupakan karena jarak dan kesibukan

Atau kau sudah menemukan yang baru?.

Entahlah...



Aku bertanya, apakah nanti kita masih bisa bertemu?



Kau menjawab “Ya” dalam keraguan.

Suatu malam kita berbincang tentang rasa percaya.

Menautkan jari kelingkingku dengan milikmu,mengucap janji

Dan rangkaian aksara.

Aku menyukai percakapan ini tetapi aku tidak menyukai perpisahan ini,

Di satu sisi rasa takut menyerang, di sisi lain berusaha untuk tenang.



Aku hanya ingin kau tahu..



Jadi apapun kita di masa yang akan datang, entah kita masih bisa saling menyapa,

Atau kita tiba-tiba menjadi dua orang yang asing, ketahuilah..

Bahwa hati ini akan selalu menyimpanmu.



Karena hidup ini tentang pilihan.



Dunia ini luas.



Jika hati ini selalu yakin dan jika dunia merestui

Aku selalu yakin bahwa kita akan di pertemukan kembali,

Tentu saja, dalam keadaan dan dalam pribadi yang lebih baik.



Untukmu , yang berjibaku dengan masa depanmu.

Biarlah rinduku menjadi rindu yang ikhlas,

Seikhlas permintaan ibumu untuk pulang tepat waktu,namun tak pernah kau tepati.






Teruntukmu wanita yang menjadi milik si tuan.



Ciledug 9 desember 2016.



Alex turner.

Salim A Fillah: Iman yang tidak sendiri

"Karena saat ikatan melemah,
saat keakraban kita merapuh,
saat salam terasa menyakitkan,
saat kebersamaan serasa siksaan,
saat pemberian bagai bara api,
saat kebaikan justru melukai,
aku tahu,
yang rombeng bukan ukhwah kita,
hanya iman-iman kita yg sedang sakit,
atau mengerdil mungkin dua-duanya,
mungkin kau shj tentu terlebih sering,
imankulah yang compang camping."



"...Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka. Tetapi Allah lah yang telah menyatupadukan mereka.."

Q.s Al- Anfaal (8:63)

πŸ“šDalam Dekapan UkhuwahπŸ“š

Senin, 12 Desember 2016

AGAR ANAK MENJADI PECINTA ILMU πŸ’œ

AGAR ANAK MENJADI PECINTA ILMU πŸ’œ
.
Originally created by @fufuelmart (http://instagram.com/fufuelmart)
.
Kemarin di tulisan saya tentang mendidik generasi Alpha, saya sempat membahas bagaimana anak-anak lepas dari gadget dan bisa taat pada aturan screentime tanpa tantrum. Salah satu caranya adalah dengan memfasilitasi anak untuk lebih dekat dengan buku, karena buku adalah salah satu media terbaik untuk anak mengenal banyak ilmu.
.
Berikut tips agar anak-anak menjadi suka bahkan cinta sama buku, yang tentu akan membuat mereka menjadi pecinta ilmu, insyaAllah:
.
1. Prepared Environment
Buatlah lingkungan rumah yang mendukung anak-anak lebih sering berinteraksi sama buku. Buat ruangan khusus mini home library unntuk anak-anak, khusus buku mereka saja tidak tercampur sama buku kita. Kalau belum mampu untuk memfasilitasi banyak buku, agendakan untuk ke perpustakaan daerah minimal seminggu sekali. Kalau di Bandung ada Bapusipda, di perpustakaan bagian anaknya banyak sekali buku buku bagus. Cuma karena saya jadwalnya masih sering keteteran, saya paling tiga bulan sekali ke perpus, memilih untuk menciptakan mini home library saja untuk anak-anak.
.
Di rumah kami sendiri, tidak ada televisi. Oleh karena itu sebisa mungkin kami memfasilitasi kegiatan harian anak-anak agar tidak membosakan. Bisa dilihat di foto, hampir di setiap sudut rumah lebih banyak bukunya πŸ™ˆπŸ˜‚ Saya dan suami sediakan perpustakaan ala-ala yang di rak bukunya khusus buku anak-anak saja. Untuk memudahkan mereka mengambil buku saat mereka ingin membaca. Ada rak buku dinding khusus untuk memajang buku-buku tipis yang tidak terlihat judulnya, agar bisa tetap rolling dan terbaca oleh anak-anak, biasanya saya ganti maksimal banget 3hari sekali. Di kamar tidur anak-anak pun saya siapkan rak buku, untuk kegiatan bedtime stories kami. Sekaligus memudahkan anak-anak untuk tidur tepat waktu, tingal masuk kamar bacakan buku sampai agak lelah, lalu matikan lampu kemudian tidur.
.
2. Sediakan Buku Anak yang Berkualitas
Buku yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan sesuai sama usianya. Anak-anak muslim yang merupakan generasi akhir zaman perlu cerdas; cerdas secara intelektualitas, cerdas secara emosi, juga cerdas secara spiritual. Jangan sampai kalah dengan orang tua di negara maju yang ortunya berbondong2 memberikan fasilitas terbaik untuk anaknya. Kita juga BISA!!! (next time semoga bisa buat tulisan tentang betapa banyak PR yang perlu kita selesaikan, untuk mempersiapkan anak-anak generasi akhir zaman 😒) Kompak sama suami untuk memiliki visi misi yang selaras, dukungan suami sangat penting dalam kelancaran kita menyusun goals terkait tumbuh kembang anak.
.
Mentor parenting saya Abah Ihsan mengingatkan bahwa, kalau anak mau suka buku, cukup belikan dan sediakan buku yang banyak, sedari mereka bayi; dengan sendrinya mereka akan menjadi pecinta buku. Coba list kebutuhan buku-buku anak sesuai kebutuhan, sebagi orangtua kita perlu selektif dan terjun langsung dalam memilih fasilitas media belajar anak,
.
3. Bacakan minimal satu buku satu hari, lebih banyak lebih baik. Kalau anaknya keliatan gak fokus, kurang tertarik, hobinya pengen cepet-cepet. Alasannya cuma dua; boleh jadi bukunya memang tidak menarik untuk dia, atau anaknya tipe anak auditory yang tidak terlalu suka melihat isi buku, tapi dia sangat mendengarkan apa yang kita bacakan meski sambil melakukan aktifitas lain. Ingat bahwa fitrah anak itu adalah pembelajar, jadi pasti semuanya fitrahnya pecinta ilmu πŸ’œ
.
Saya ikut program buku 1000 buku dalam 5 tahun, yaitu program mengenalkan anak sampai 1000 buku sebelum dia usianya lima tahun. Hal ini bertujuan untuk membuat anak cinta buku dan terbiasa sama buku sebagai sumber ilmu. Meskipun bukunya nggak harus sampai 1000 judul melainkan boleh diulang buku yang sama asalkan minimal 1 hari per buku, kali tiga tahun saja sudah 1000 buku kan?
.
Namun, karena terlanjur Emil sudah suka banget sama buku, jadilah saya punya target untuk memberikan 1000 judul buku anak buat Emil sebelum ia usia 5 tahun. Sampai saat ini, hitungan kasar saya sih, baru nyampe sekitar 500 buku yang kami miliki. Hampir semuanya buku cerita anak, karena saya masih fokus ke ngajarin anak-anak saya "Adab", jadi buku ensiklopedia masih sedikit jumlahnya.
.
4. Cara membaca yang jelas dan lantang.
Jangan pakai bahasa bayi atau bahasa balita, melainkan pakai bahasa indonesia yang jelas artikulasinya. Boleh gunakan teknik mendongeng dnegan beda beda suara sesuai karakter tokohnya, asalkan masih dengan artikulasi pengucapan yang baik. Sembari tunjukkan kata-kata yang dibacakan, agar anak memahami bagian-bagian percakapan yang ada di buku di mana saja, bahkan bisa jadi ajang anak mulai belajar membaca dengan hafal bentuk per kata nya.
.
Menjadi ibu membuat saya juga perlu belajar banyak ilmu, salah satunya ilmu mendongeng. πŸ˜‚ Meskipun belum mahir banget, tapi seenggaknya dengan belajar dari para pakar dongeng, jadi tahu cara membacakan yang baik agar anak tertarik dan antusias. Banyak belajar dari youtube, sama para pendongen ekspert nasional juga internasional. Buibu, jangan jadikan alasan ketidakbisaan kita keluar untuk ikut seminar jadi hambatan, manfaatkan kemudahan teknologi mumpung masih bisa dinikmati, dengan bijak ya.
.
5. Sebaik-baik teladan anak adalah orangtua, kalau mau anak cinta buku ya orangtuanya perlu juga. Baiknya agendakan punya target membaca tiap bulan untuk diri kita sendiri. Dengan melihat kita juga sering membaca buku untuk diri kita sendiri, anak-anak akan termotivasi untuk juga bisa membaca sendiri seperti orangtuanya.
.
Dibandingkan suami, sebenarnya saya kalau jauh banget dalam hal prestasi menamatkan buku per bulannya. Meskipun saya bisa sedikit ngeles sih, soalnya bisa bacain lebih dari 50 judul buku tiap bulan, iya buku anak-anak πŸ™ˆπŸ˜‚ Tapi tetep punya target bacaan sendiri. Di gambar ada rak hitam berderet itu sebagian koleksi buku-buku saya dan suami, dipisahkan dari rak buku anak-anak. Sisanya masih nitip di rumah orangtua masing-masing karena nggak muat di rumah kontrakan mungil kami πŸ˜…
.
6. Agendakan Jam Membaca Fix bagi Ibu Bekerja
Bagi ibu yang bekerja kadang suka bingung ya ngatur waktu untuk bisa quality time sama anak. Masih bisa diantisipasi sebenarnya, dengan membuat jadwal rutin harian membacakan buku pada anak. Pilih waktu-waktu dimana availabel, nggak perlu lama 10 menit juga cukup. Misla pagi-pagi sebelum berangkat pangku anak kemudian bacakan buku. Juga saat sebelum anak tidur, rutinkan bedtime stories, karena banyak sekali manfaatnya; utamanya mempererat bounding antara orangtua dan anak.
.
Semua tips ini tentu bukan hanya untuk ibu saja. Karena orangtuanya anak-anak itu berdua sama ayahnya. Anak-anak juga butuh dukungan dari ayahnya, butuh quality time sama ayahnya dan butuh diskusi mengenai isi buku sesuai pandangan ayahnya. Luangkan waktumu minimal 30 menit setiap hari untuk anak-anak ya yah πŸ˜ŠπŸ™πŸ»
.
7. Jangan pernah merasa "Lebay" kalau invetasi buku
Saya diajarin sama suami dan mentor saya untuk lebih utamakan investasi leher ke atas. Maksudnya investasi bagi otak kita, pengetahuan kita. Karena investasi leher ke atas nggak akan rugi, apalagi sebagai seorang muslim kita dianjurkan terus belajar sampai liang lahat.
.
Buku adalah salah satu investasi leher ke atas, yang nggak akan pernah merugikan; selama kita memastikan membeli buku yang tepat dan sesuai kebutuhan. Saya jarang banget beli kebutuhan investasi leher ke bawah berupa fashion dll, tapi nggak bisa kalau seminggu aja gak beli buku. Mungkin saat masih kecil dan usia dini masih belum keliatan berbedanya anak2 yg cenderung gak suka buku, dengan mereka yang suka buku.
.
 Tapi proses itu nggak pernah mengkhianati hasil, kelak saat mereka dewasa akan sangat terlihat bagaimana "cara berpikir" anak-anak yang sudah dikenalkan buku dari kecil dan menjadi pecinta ilmu, dibanding anak-anak yang lebih dikenalkan gadget atau hanya membaca buku untuk keperluan sekolah saja. Sangat berbeda nantinya.
.
Mari sama-sama bergenggaman tangan, saling menguatkan tangan satu sama lain; untuk mempersiapkan generasi terbaik, generasi akhir zaman yang semoga tetap kuat imannya pada agama Allah. Bismillah πŸ˜‡πŸ’œ
.
Bandung, Desember 2016
dari seorang ibu yang lagi sering baper sekaligus waswas ngikutin kajian akhir zaman
-FufuElmart-
.
Mohon maaf buat yang nggak bisa add friend karena udah full, tapi masih bisa tetep follow. Atau bisa silaturahim di Instagram saya @fufuelmart http://instagram.com/fufuelmart (saya lebih sering sharing di IG) πŸ˜ŠπŸ’œ πŸ™πŸ»









Minggu, 11 Desember 2016

Hijabi Korea, Hijab menjelaskan identitasku di Korea

[Ahad Share]
Catatan Muslimah di Negeri Ginseng
Writing Contest Semusim Cinta 2016
--------------------------------------------------------

Hijabi Korea, Hijab menjelaskan identitasku di korea
Oleh: Heny Aprianita

Pada kesempatan kali ini, aku ingin membagi cerita tentang pengalaman hidup di negeri asing antah berantah. Ehm, perlu aku garis bawahi disini, kisah terinspirasi dariku yang sedang meneruskan kehidupanku serta kombinasi dari berbagai cerita dan pengalaman teman-temanku yang sudah hidup bertahun-tahun disini.

Aku muslim, aku perempuan, aku mempertahankan hijabku..

Sebelum aku melangkahkan kakiku di negara gingseng, sempat kudengar cerita teman-temanku bahwa agak susah menggunakan atribut hijab/veil/kerudung/tudung dan lainnya di korea selatan. Sempat hati ini ragu, “akankah aku mempertahankannya, akankah aku bisa beradaptasi, dan akankah mereka mau menerimaku?” but, life must go on… Kerudung adalah prinsip, aku tahu, aku masih belum sepenuhnya benar dengan pakaian-pakaian yang aku kenakan selama disini, tapi coba telisik lagi, yang bisa memutuskan dosa dan tidak berdosa hanya Tuhan

Tentang Hijab..

Pernah beberapa kali aku mendapatkan pengalaman lucu tentang hijab yang kupakai. Bagi mereka, melihat orang memakai hijab adalah hal baru dan unik. Mereka sebenarnya penasaran alasan apa dan mengapa setiap kemana-mana selalu mengenakan kain yang ditaruh untuk menutupi rambut. Ada Ibu-ibu yang memandang tajam, dan feedback ku, aku beri senyuman termanis dan terlama untuknya. haha… Biarlah tak apa, agar ada kesan bahwa wanita berhijab itu ramah dan suka senyum.

Lalu pernah, ketika aku bersama teman-teman sedang makan di sebuah resto ternama di daerah busan, ada pria separuh baya datang menghampiriku. Sebegitu penasarannya dengan hijabku jenis rawis kuning yang saat itu aku pakai. Struktur kerudung rawis yang benang berserat-serat itu, ternyata mengundang rasa penasaran si Bapak untuk mencabut sehelai benang dikepalaku. Aku yang seketika kaget, melihat aksi tak lazim dari si bapak, aku tahan diriku, lalu kukatakan pada bapaknya bahwa ini tidak apa-apa dan aku sendiri yang akan mencabutnya. Marah? hmm sedikit, tetapi segera kubalikkan fikiranku, mereka tidak tahu..mereka penasaran…dan aku wajib untuk memberitahu, bahwa ini keyakinan.

Dan cerita dari seorang sahabatku sendiri, yang sudah bertahun-tahun hidup di Busan ini, dan beruntungnya dia yang sudah fasih bahasa korea, tetapi juga kasihan mendengar dan mengerti celotehan-celotehan orang sini dan pandangan mereka mengenai hijab ini. “eh si itu..pake apa tuh di kepala? ga panas apa ya?” dan …dan mendengar dirinya sendiri menjadi bahan perbincangan asyik para tante, benar-benar dibutuhkan jiwa berlapang dada yang tinggi.
Tetapi itulah kami, mempertahankan yang layak untuk dipertahankan…usaha kami sebagai wanita yang harus menutup aurat di tempat yang kami sendiri menjadi minoriti.

Menyerah?

Tidak, aku pribadi tidak akan menyerah untuk hal sepele semacam ini, banyak hal-hal besar yang terjadi di dalam hidupku dan aku masih menganggap hal ini masih belum apa-apa dan belum menjadikan alasanku untuk menanggalkan hijab.

Kuncinya hanya satu, yakinlah akan apa yang kamu yakini. Jika kamu yakin menggunakan hijab, pakailah. hadapi komentar orang yang menyerangmu, jangan sembunyi. Karena mereka hanya butuh “terbiasa” melihatmu. Buat mereka terbiasa dengan kehadiranmu itu.
Aku muslim, aku tidak memakan daging babi dan minum alkohol
Cerita mengenai makanan, alhamdulillah sudah terbiasa aku tangani. Memang sebelum aku berangkat kesini, aku orangnya pemilih tentang makanan, dan aku agak ribet dengan ingridient, kebersihan dan semacamnya, mungkin gegara backgroundku sebagai anak pangan yang menuntutku rewel masalah makanan. Pada dasarnya, mereka tidak tahu, jika muslim tidak memakan babi dan meminum alkohol. Jadi, berhubung aku menggunakan hijab, ternyata mempermudah identitas bahwa aku muslim dan tidak mengkonsumsi daging babi yang mereka makan sebagai makanan sehari-hari.

Beruntung, aku memiliki rekan lab dan proffesor yang open minded, dan sejak awal sudah kukatakan bahwa aku tidak bisa minum alkohol dan memakan babi, jadi ketika sedang diadakan acara makan-makan dan minum bareng, mereka sengaja tidak memesan babi dan minum soda sebagai pengganti alkohol. Intinya, semuanya tergantung kamu, tergantung cara ngomong kalian. Jika kalian diam saja tanpa berkomunikasi lebih lanjut tentang hal krusial ini, mereka akan memukul rata dan mengajak kalian untuk makan dan minum itu.

Aku muslim, aku sholat 5 waktu, dan aku puasa...

Untuk masalah sholat, jika kita membicarakan hal ini terlebih dahulu bersama mereka justru mereka akan memberikan sedikit space dan waktu untuk kita menjalankan kewajiban kita sebagai umat muslim. Dan berhubung laboratory ku tak ada tempat yang cocok buat sholat, maka untuk melaksanakan sholat biasanya aku nebeng di lab sahabatku yang kebetulan dekat dengan labku. Tapi sekarang layout labku sudah berubah, jadi aku diberikan sedikit tempat untuk ibadah.
Berdasakan pengalaman teman-temanku laki-laki yang harus melaksanakan sholat jumat di masjid, hampir tidak ada masalah mengenai ini, karena mereka sudah mengomunikasikan sejak awal bahwa setiap hari jumat siang mereka harus pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat jumat. It’s easy… komunikasi..buat mereka terbiasa dengan kehadiran kita…

Ada sedikit cerita tentang puasa…

Kemarin aku sedang mencoba untuk puasa sunnah senin-kamis disini, ketika hampir kudapatkan setengah hari, aku mendapatkan berita bahwa labku akan ada makan bareng dengan semua anak prof yang ada di kampus lain. Iya ini salahku, aku tidak mengatakan bahwa hari ini aku puasa, dan akhirnya… dengan berat hati aku membatalkannya. sedih…tetapi, ini kembali di aku lagi. dan aku mendapatkan sebuah pelajaran disini, jika nanti saatnya bulan ramadhan, aku harus ngobrol dengan proffesor dari hati ke hati bahwa aku puasa sebulan dan maaf jika aku tidak bisa ikut serta selama sebulan untuk acara makan-makan.

Berdasarkan pengalaman dari temanku, ketika dia sedang berpuasa dan bertepatan ada acara makan-makan juga di labnya, dia membicarakan dengan prof nya bahwa dia tidak bisa ikut serta lantaran sedang berpuasa dan binggoo…profnya memberikan izin.
Begitulah suasana di Korea selatan, sebagian pelajar terutama master dan PhD memiliki kewajiban untuk hadir di laboratorium dengan u mengikuti rule laboratory masing-masing, karena setiap lab memiliki kebijakan berbeda.

Aku beruntung aku berhijab

Tapi masih jauh dari kata sempurna.

Kamis, 08 Desember 2016

Tentang 212 #1 Berkah dari Langit



Adzan berkumandang. Hujan bertambah lebat. Peserta aksi berdiri. Tidak nampak dari wajah mereka terganggu dengan air berkah yang turun dari langit. Barangkali Delon di rumah dua kali terheran-heran. Pertama, sumpahnya terkabul. Dia jingkrak-jingkrak. Mendadak wajahnya berubah melihat di televisi umat Islam yang melaksanakan sholat jum’at di acara bela Al Qur’an 212 tidak terusik sama sekali seolah-olah tidak ada hujan.

Barangkali Delon mengucek-ngucek matanya berkali-kali. Wajahnya di dekatkan ke televisi untuk meyakinkan apakah hujan yang dia lihat atau hanya illusi. Saat dia yakin memang hujan beneran, dia masih tidak percaya. Bagaimana mungkin jutaan orang sholat dengan khusyu di bawah hujan lebat? Biasanya teman-temannya yang melaksanakan aksi, kena panas matahari sedikit saja, memilih berteduh di taman. Sholat sunah dua rakaat yang basah. Jika dilihat dari udara merupakan pemandangan yang menakjubkan. Tua, muda, laki, perempuan sepanjang jalan Monas sampai bundaran HI dan sekitarnya tidak ada satupun yang lari dari berkah hujan.

Terdengar suara khutbah jum’at oleh Habib Rizieq. Hujan mengguyur hamparan putih yang khusyu mendengarkan khutbah. Air mulai meresap membasahi seluruh tubuh. Kering sudah sejak tadi terusir. Tubuh-tubuh basah duduk di atas sajadah basah. Tidak ada yang menggigil. Sungguh pengalaman batin yang luar biasa. Barangkali tidak akan terulang sepanjang hidup.

Aku bersyukur pada Allah bisa berada di antara jutaan suadara seiman yang basah. Air yang membasahi tubuh para pemuda muslim dan pemudi muslimah akan terus meresap ke dalam jiwanya yang akan mewarnai perjalanan imannya kelak. Tidak ada alasan untuk meninggalkan sholat dalam kondisi apa pun. Mental takut pada matahari dan takut pada hujan sebagai alasan berlari meninggalkan ibadah wajib, telah terkikis oleh basah di sepanjang jalan pada hari ini. Terdengar suara qamat. Semua berdiri. Berkah dari langit terus mengguyur tubuh-tubuh yang berdiri tegak di atas sajadah basah.

Takbirotul ihram yang basah.
Al fatihah yang basah.
Kenikmatan beribadah yang barangkali tidak akan terulang lagi.
Sujud yang basah di atas sajadah basah. Mencium berkahMu.
Bersyukur pada berkah yang Kau turunkan. 

Terdengar doa qunut nazilah. Semua tangan menengadah. Inilah saat doa diijabah. Bukan hanya saat turun hujan, berdoa di tempat yang kering. Tapi langsung pada sumber penyebab ijabah. Qunut nazilah yang cukup panjang tidak menyebabkan jutaan pasang kaki gontai. Di depanku seorang tua berusia kurang lebih enam puluhan, kedua kakinya tetap berpijak seperti menempel di atas sajadah basah.

Air hujan menggenang di kedua telapak tangan. Seperti berkah yang dicurahkan dari atas langit, langsung diberikan di kedua telapak tangan. Terus mengalir jatuh di atas sajadah, menyatu dengan berkah yang terus mengalir sepanjang jalan. Menembus bumi. Tersimpan berkah di dalam bumi kami. Akan dihisap oleh akar pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan. Setiap daun baru muncul, akan bermanfaat bagi keindahan kota yang insya Allah diberkahi ini. Akan jadi saksi keteguhan iman. Mengabarkan pada generasi mendatang.

Sholat selesai.
Hujan sudah mulai reda, tapi belum habis benar. Beberapa relawan mengumpulkan sampah. Menaruhnya dalam kantong plastik besar. Sepanjang perjalanan pulang yel yel tuntutan utama aksi ini bersahut sahutan. Beberapa gadis menyanyikan lagu perjuangan Islam. Seorang kakek menggandeng istrinya yang usianya sebaya dengannya. Keduanya basah. Tidak nampak ada gigil pada tubuh rentanya. Lautan putih bergerak perlahan ke segala arah.

Kami beristirahat di mushola Depo ( bengkel ) kereta stasiun Tanah Abang. Masih ada makanan tersisa. Kami makan bersama di saung depan mushola bersama beberapa orang peserta aksi yang kami tidak kenal namanya, tapi kami tahu, semua bersaudara dalam ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah. Seseorang yang mungkin petugas Depo atau mungkin juga bukan membawakan dua cangkir kopi tanpa diminta, disusul empat gelas kopi susu. Dia ikhlas memberikannya. Ketika kami memberikan sejumlah uang dia menolaknya.

Barangkali memang banyak muslim yang seperti dia yang karena pekerjaanya tidak bisa ikut menyuarakan isi hatinya, tapi ingin membantu “perjuangan” saudaranya sesama muslim semampunya. 

Ada yang memang direncanakan, ada juga yang spontan seperti bapak pembuat kopi itu
Tapi ada juga saudara seiman lainnya bukan hanya tidak tergerak membantu, tapi malah menghina saudaranya. Padahal diam saja sudah cukup berguna, tapi mereka memang memilih jalannya sendiri. Tak apalah.

Terdengar pengumuman kereta yang akan kami tumpangi sudah tersedia. Kami bersiap pulang bertemu keluarga. Kami berjalan menuju kereta dengan memakai pakaian basah seperti juga saudara saudara seiman lainnya.

SELESAI

-Balya Nur-

Selasa, 06 Desember 2016

Be a good muslimah #1

Bahkan kepada sosok yg paling kejam dan keras di masa Nabi Musa seperti Fir'aun, Allah tetap memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menasehati nya dengan cara yang baik dan lemah lembut. 


“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut.” (QS. Ath Thaha: 44)

====================

Tidak ada kunci yang lebih baik dan lebih tepat kecuali nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut, diutarakan dengan beradab, dan dengan ucapan yang penuh dengan kasih sayang.

Jangan jd muslimah nyelekit. Apa yg disampaikan dgn hati akan sampai pula ke hati.

#selfreminder

Ratna Chairunnisa,
6-12-2015


Bulan Terbelah di Langit Amerika

Pasti kita sebagai penonton curiga, kenapa bulan sampai terbelah di Amerika. Apa gegara Amerika sedang kiamat atau satu purnama di New York emang beda dengan satu purnama di Jakarta.
Inti cerita di film ini adalah Islamphobia. Mengambil setting pasca kejadian 9/11, film ini menggambarkan snapshot kondisi Muslim Amerika pasca WTC.
Sehingga, definisi bulan terbelah dalam judul cerita ini menggambarkan kondisi Muslim Amerika disana yang betul-betul tertekan seakan-akan bulan terbelah dihadapan mereka.
Cerita di awal film ini menayangkan seorang keluarga Muslim Amerika yang sedang merayakan ultah anak mereka. Sang ayah bernama Ibrahim Hussein terlihat sangat care dan perhatian dengan istri dan anaknya.
Ditengah ultah tersebut, sang ayah mendapatkan sebuah telpon dari Kabul, Afganistan. Dalam telpon ini sang ayah dijelaskan akan mendapatkan sebuah paket dari Afganistan sana.
Sang istri yang tidak tahu menahu soal paket tersebut curiga dan heran dengan suaminya. Apalagi saat sang suami bilang kalau paket ini untuk kebaikan umat Muslim. Konflik dan permasalahan di film ini dimulai dari kesimpangsiuran dan kesalahpahaman informasi antara suami istri ini.
Kemudian pada saat beberapa hari berikutnya, tempat di tanggal 11 September 2001, Ibrahim Hussein membawa paket tersebut ke sebuah kantor di WTC
WTC seperti yang kita tahu merupaka penyerangan sekelompok teroris dengan menabrakkan pesawat ke gedung pesawat. Namun dalam penyelidikan berikutnya ada sebuah indikasi bahwa WTC diledakkan dari dalam gedung itu sendiri.
Dengan identitas teroris adalah seorang Muslim dan juga kebetulan membawa paket ke dalam gedung, Ibrahim Hussein akhirnya menjadi ditetapkan menjadi tersangka teroris yang ikut menyerang WTC.
bagi keluarganya, akan tetapi juga membawa rasa inferior terhadap ajaran Islam yang selama ini mereka anut.
Anak Ibrahim sampai mempertanyakan apakah Al-Quran yang diberikan oleh ayahnya sebelum meninggal merupakan sebuah kebenaran.
Istri Ibrahim, seorang mualaf yang bernama Azima Hussein mengubah namanya sendiri menjadi Julia Collins dan menanggalkan jilbabnya.
Islam sebenarnya masih ada dalam diri keluarga ini. Namun tekanan dan anggapan masyarakat Amerika yang sudah mengganggap suami dan ayah mereka sebagai teroris, telah merusak kebanggaan mereka sebagai seorang Muslim.
Cerita kemudian berpindah ke suami istri asal Indonesia yang bernama Rangga dan Hanum. Rangga adalah seorang mahasiswa doktoral yang sedang berproses menyelesaikan PhD nya di Wina sementara Hanum adalah seorang jurnalis.
Hanum diberikan tugas oleh redaksinya untuk menulis artikel bertema “Would the world be better without Islam?”. Hanum diminta untuk mewawancarai narasumber yang sudah dipilihkah oleh redakturnya. Narasumber tersebut adalah Julia Collins dan anaknya.
Secara kebetulan Rangga juga diminta oleh profesornya untuk pergi ke Amerika. Rangga diminta untuk bertemu dgn pengusaha dermawan bernama Brown Philipus. Rangga diharuskan untuk mewawancara dan merekam pidato Brown pada sebuah acara.
Philippus Brown ini dikenal sebagai eksentrik, misterius dan tidak mudah dikenal oleh media.
Untuk mempermudah proses Rangga disana, Rangga diminta menemui Stefan dan Jasmine yang berada di New York untuk mengatur pertemuan antara Rangga dan Brown.
Penyelesaian tugas Rangga dan Hanum ini membuat konflik diantara mereka. Julie Collins ternyata yang masih trauma, menolak untuk diwawancara. Sementara Rangga kehilangan waktu bertemu untuk Brown karena suatu hal.
Konflik semakin menjadi saat Hanum meminta Rangga untuk menemaninya mengerjakan tugas mewawancarai Julie. Rangga sayangnya tidak bisa membantu karena dia juga mempunyai tugas lain yang diberikan oleh profesornya.
Inilah yang membuat Hanum dan Rangga split sementara waktu di New York. Hanum, terbelit oleh esmosi pribadinya mencari solusi sendiri, meninggalkan Rangga yang juga semakin pusing memikirkan solusi untuk tugas yang diberikan profesornya dan juga solusi atas istrinya yang ngambek menjadi-jadi.
Bukan hanya Hanum dan Rangga saja yang berkonflik. Namun Stefan dan Jasmine juga berkonflik di film ini.
Jasmine menuntut Stefan untuk menikahinya, sementara Stefan merasa belum siap untuk menikah.
Konflik antara dua pasangan ini sebenarnya hanya menjadi bumbu tambahan diantara konflik utama di film ini, yaitu konflik antara umat Islam dengan non Muslim Amerika.
Dalam pencariannya untuk artikel yang sedang ia kerjakan, Hanum menemukan Michael Jones, seorang narasumber non Muslim Amerika. Michael Jones sangat keras terhadap Muslim karena istrinya sendiri terbunuh dalam kejadian WTC. Inilah yang membuat Michael Jones menolak adanya rencana pembangunan masjid di areal Ground Zero (bekas tempat runtuhnya WTC).
Dalam demonstrasi yang dipimpin oleh Jones menolak pembangunan masjid tersebut, terjadilah kerusuhan. Kerusuhan ini yang menyebabkan Hanum terluka.
Saat Hanum terluka itulah, Hanum berusaha untuk pulang ke tempat Stefan bersama seorang biarawati yang ditemuinya di jalan. Dengan identitas Hanum sebagai seorang yang berjilbab, Hanum sempat disindir dan diganggu oleh kumpulan pemuda yang beranggapan Muslim itu ialah teroris.
Konflik lainnya yang membahas tidak sejalannya Muslim dan Non Muslim disana adalah saat Julia disindir sebagai seorang teroris oleh tetangganya sendiri. Anak Julia sendiri juga dibully sebagai anak teroris.
Nah kira-kira bagaimana penyelesaian konflik tidak selarasnya Muslim dan Non Muslim ini di film ini? Jawabannya ada pada Philippus Brown.
Dalam sebuah scene Rangga bertanya kepada Brown sebuah pertanyaan unik. “Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?”
Jawaban Philippus Brown ini yang menarik. Ia awalnya bercerita mengapa ia sekarang menjadi seorang yang dermawan.
Jawabannya ini ditayangkan di TV, dimana seluruh pihak yang terlibat dalam konflik melihat jawabannya. Jawaban Brown hanya satu, yaitu Ibrahim Hussein.
Ibrahim Hussein pada saat kejadian WTC terjadi membawa sebuah paket yang ditujukan kepada Brown. Paket tersebut ternyata berisi dokumen dan juga foto-foto masyarakat Afganistan yang sedang menderita.
Hussein kemudian meminta agar Brown memberikan hibah kepada masyarakat Afganistan disana agar mereka bisa terbantu.
Brown yang awalnya sebagai pengusaha yang pelit dan apatis, menolak hal tersebut.
“Buat apa saya menyumbang? Toh tanpa itu juga perusahaan saya bisa maju”.
Kemudian serangan WTC terjadi. Brown dan Hussein sibuk menyelamatkan diri.
Berbeda dengan Brown, Hussein menunjukkan kualitas dan kebaikannya disini saat mencoba menolong istri dari Michael Jones. Namun sayang istri Jones tidak tertolong.
Brown kemudian menyelamatkan diri. Namun sayang dalam tangga darurat, ia jatuh dan terinjak-injak oleh orang lain yang berusaha menyelamatkan diri juga. Hussein jugalah yang menolong Brown.
Hussein pada akhirnya menitipkan cincin pada istrinya sebagai hadiah ulang tahun pernikahannya pada Brown. Pertanda kemungkinan ia sudah tidak akan selamat lagi di WTC tersebut.
Inilah yang akhirnya membuat Brown berubah. Brown akhirnya mendedikasi hidupnya bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi orang lain.
Pada akhir cerita, semua berbahagia. Julie tahu suaminya bukan seperti teroris yang ia kira selama ini, dan Jones menemukan kebenaran dari kematian istrinya sendiri yang ia belum pernah ketahui sebelumnya.
Kembali ke awal topik cerita film ini yang membahas Islamphobia. Bagaimana film ini membahas solusi atas Islamphobia tersebut?
Jawabannya ialah akhaqul karimah. Akhlak baik yang dimiliki Muslim akan menunjukkan persepsi bahwa Islam itulah sebenarnya adalah agama yang benar. Karena dengan Islam, manusia akan semakin mulia dan juga bermanfaat untuk orang lain.
“Dan sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain”, sabda Rasulullah saw.
Selamat malam dan selamat beristirahat semuanya. Semoga ada manfaat.
Antara Jakarta dan Bandung,
20 Desember 2015
Dimas Prabu Tejonugroho


Sumber: mjr-sjs.net/bulan-terbelah-di-langit-amerika

Pulang

Masih dalam suasana lebaran dan liburan. Senang sekali rasanya bisa pulang dan main ke kota ini, biasanya cuma singgah sebentar, terus bera...